Pendahuluan: Paradoks Investor
Pada tahun 2012, Forbes melaporkan hasil sebuah studi menarik dari Research Affiliates. Dalam eksperimen ini, 100 ekor (maaf) monyet diminta untuk memilih 30 saham secara acak. Hasilnya mencengangkan: antara tahun 1964 hingga 2020, portofolio yang dipilih oleh 98 dari 100 monyet tersebut berhasil mengungguli kinerja pasar secara umum. Fakta ini memunculkan pertanyaan yang menggelitik bagi setiap investor: Kalau monyet saja bisa sukses, untuk apa kita bersusah payah melakukan analisis?
Tujuan artikel ini bukanlah untuk meniadakan pentingnya analisis, melainkan untuk membingkai ulang tujuannya. Keberhasilan acak makhluk apapun meng-highlight sebuah kebenaran penting: pasar sering kali bergerak di luar prediksi yang logis. Namun, keunggulan manusia sebagai Investor tidak terletak pada kemampuan meramal masa depan dengan sempurna. Keunggulan kita terletak pada kemampuan untuk menggunakan logika dan ilmu (analisis) sebagai alat untuk mengelola risiko, membuat keputusan yang objektif, dan yang terpenting, mengatasi bias psikologis yang tidak dimiliki oleh mahkluk lain.
Untuk menjadi investor yang disiplin, kita harus belajar mengenali momen-momen krusial di mana data, baik yang tersurat, maupun tersitat, mengungkapkan kebenaran yang lebih dalam tentang pasar.
1. Tujuan Sebenarnya dari Analisis: Mengelola Peluang dan Risiko
Investasi tanpa strategi ibarat berlayar tanpa kompas. Analisis bukanlah bola kristal untuk melihat masa depan, melainkan perangkat navigasi untuk meningkatkan probabilitas keberhasilan dan mengelola potensi kerugian. Daripada sekadar menebak, analisis yang baik memungkinkan kita untuk membuat keputusan berdasarkan data dan kerangka kerja yang jelas.
Menurut kerangka analisis investasi yang solid, yang kami sharing di kursus TA4MI (Technical Analysis for Multi Investment), ada empat tujuan utama yang ingin dicapai:
Intinya, analisis investasi membantu kita mengurangi risiko kerugian dan meningkatkan potensi keuntungan.
Namun, penting untuk menempatkan analisis pada posisinya yang tepat. Dalam hierarki kesuksesan investasi, analisis bukanlah faktor terpenting.
Faktor yang lebih fundamental adalah:
Analisis yang hebat tidak akan menyelamatkan rencana yang buruk atau pola pikir yang rapuh. Sebaliknya, pola pikir dan rencana yang kokoh akan memaksimalkan kegunaan analisis.
Jadi, Analisis bukanlah tujuan utama, melainkan alat eksekusi yang tajam untuk menjalankan Investment Plan dan memperkuat Investment Mindset yang objektif.
2. Memperkenalkan Analisis Teknikal: Bahasa Data Pasar
Analisis Teknikal adalah metode untuk menerjemahkan "psikologi keramaian" (crowd psychology) pasar—interaksi antara penawaran dan permintaan—ke dalam data visual yang objektif.
Tiga pakar terkemuka di bidang ini mendefinisikannya sebagai berikut:
Dari definisi tersebut, tujuan utama Analisis Teknikal dapat diringkas menjadi dua poin:
Pada intinya, Analisis Teknikal mempelajari Market Action—jejak historis dari harga dan volume—karena jejak inilah yang merekam psikologi kolektif (Crowd Psychology) dari semua pelaku pasar.
Dari asumsi ini, lahirlah tiga prinsip dasar yang membentuk fondasi analisis ini yaitu :
Leave a comment